Pengertian dan Ciri-Ciri Etos Kerja
Pengertian Etos Kerja
Menurut Usman
Pelly (1992), etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri
yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja Sukardewi (2013).
Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos
yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.
Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.
Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang
diyakininya. Menurut Tasmara (2010) etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya
serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan makna ada suatu
yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga
pola hubungan antar manusia dengan dirinya dan antara manusia dngan mahluk
lainnya dapat terjalin dengan baik.
Menurut Sinamo
(2011) etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada
keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang integral.
Sedangkan Panji Anoraga (2001), etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa
atau umat terhadap kerja, oleh karena itu menimbulkan pandangan dan sikap yang menghargai
kerja sebagai suatu yang luhur, sehingga diperlukan dorongan atau motivasi.
Menurut Masaong
(2011) orang yang terampil dalam seni memimpin, menata diri dengan arus bawah emosi
yang terdapat dalam suatu tim, dan mampu membaca tindakan-tindakan pada mereka yang
berada dalam arus tersebut.
Etos kerja merupakan
alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu sebagai seorang pemimpin. Menurut
A. Tabrani Rusyan, (2009) fungsi etos kerja adalah: (a) pendorong timbulnya perbuatan,
(b) penggairah dalam aktivitas, (c) penggerak, seperti: mesin bagi mobil, maka besar
kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Ciri-Ciri Etos Kerja
Etos kerja yang
tinggi akan tercermin dari perilaku dan sikap seseorang di dalam melakukan pekerajaanya.
Ciri-ciri dari etos kerja sebagai berikut:
1. Candu Terhadap Waktu
Karyawan akan
merasa waktu saat bekerja adalah sangat berharga, sehingga karyawan tersebut memahami
dan menghayati seluruh aktivitas saat bekerja. Karyawan akan merasa sadar tiap detik
waktu yang berjalan tidak akan bisa kembali lagi.
2. Moral Yang Bersih (Ikhlas)
Moral seseorang
karyawan dapat dilihat dari keikhlasan saat bekerja. Ikhlas dalam bekerja artinya
karyawan mencintai pekerjaannya dan memberikan pelayanan tanpa ada ikatan. Sifat
ikhlas yang tertanam dalam setiap pribadi seseorang akan membentuk sikap kerja yang
positif, jujur dan bersih.
3. Memiliki Kejujuran.
Kejujuran karyawan
merupakan nilai moral yang luhur. Karyawan yang jujur didalam bekerja tidak memerlukan
pengawasan yang sangat ketat dari atasan dan tidak akan pernah mendapatkan hukuman.
Karyawan yang jujur akan selalu memeberikan yang terbaik untuk perusahaan
ditempat kerja.
4. Memiliki Komitmen
Karyawan pada
waktu bergabung didalam suatu perusahaan sudah memiliki komitmen untuk menjadi bagian
dari perusahaan. Komitmen yang teguh ini yang bisa menumbuhkan keyakinan seseorang
sehingga membentuk perilaku. Perilaku positif ini yang akan melahirkan gairah untuk
tetap berkarya dan berkreatifitas.
5. Kuat Pendirian (konsisten)
Kuat pendirian
merupakan sikap yang pantang menyerah, taat terhadap peraturan dan bisa mempertahankan
prinsip serta sanggup untuk mengendalikan diri dalam mengelola emosi secara
efektif.
Menurut Sinamo
(2011) etos kerja ada delapan yaitu sebagai berikut:
- Kerja adalah rahmat.
- Kerja adalah amanah.
- Kerja adalah panggilan.
- Kerja adalah aktualisasi.
- Kerja adalah ibadah.
- Kerja adalah seni.
- Kerja adalah kehormatan.
- Kerja adalah pelayanan.
Etos Kerja menurut
Mydral dalam Suseno (1999) ada dua belas etos kerja yang dianggap penting dalam
menyukseskan pembangunan yakni:
- Efisien
- Kejujuran
- Sikap tepat waktu
- Kesederhanaan
- Kerajinan
- Mengikuti rasio dalam mengambil keputusan dan tindakan
- Sikap bekerja sama
- Sikap bersandar pada kekuatan sendiri
- Sikap mau bekerja sama
- Kesediaan untuk berubah
- Kecepatan dalam menggunakan kesempatan
- Kesediaan memandang jauh ke depan.
Menurut
Anoraga (2011) etos kerja memiliki beberapa faktor sebagai berikut:
Budaya. Tekad, mental, disiplin, semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
Agama. Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama.
Geografis / Kondisi Lingkungan. Faktor alam yang mempengaruhi manusia untuk melakukan kegiatan usaha mengelola serta memanfaatkan sumber alam dan memanggil pendatang agar turut mengelola untuk mencari nafkah di lingkungan tersebut.
Pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kualitas pribadinya semakin baik. Seseorang yang berkualitas memiliki etos kerja yang baik.
Strutur ekonomi. Struktur ekonomi mempengaruhi tinggi rendahnya etos kerja masyarakat. Etos kerja yang tinggi akan memiliki manfaat bagi masyarakat karna mereka akan menerima gaji atau upah yang sepadan dengan hasil kerjanya.
Motivasi Intrinsik Individu. Individu yang memiliki motivasi didalam dirinya sudah pasti memiliki etos kerja yang tinggi.
Sosial Politik. Struktur politik juga turut andil untuk mendorong masyarakat bekerja keras serta menikmati hasil kerjanya.
Sumber Pustaka
- Sinamo, Jansen. 2011. 8 Etos Kerja Profesional. Institut Darma Mahardika, Jakarta.
- Toto,Tasmara. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islam. Gema Insani Press, Jakarta.
- Anoraga, 2011, Psikologi Manajemen, Rineka Cipta, Bandung.
Posting Komentar untuk "Pengertian dan Ciri-Ciri Etos Kerja"