Pengertian gaya Belajar dan Gaya Belajar VARK
Pengertian Gaya Belajar
Brown dalam Widharyanto (2017), mendefinisikan gaya belajar sebagai cara di mana individu menerima dan memproses informasi dalam situasi belajar. Sedangkan menurut Willing dalam Widharyanto (2020), gaya belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Selanjutnya, Ghufron & Risnawita (2010:42), mendefinisikan bahwa gaya belajar merupakan sebuag pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Di sisi lain, Sarasin dalam Whidharyanto (2020), menjelaskan gaya belajar sebagai cara tertentu di mana individu terlibat dalam pembelajaran.
Gaya Belajar VARK
Gaya
belajar VARK adalah model yang dikembangkan oleh Neil D. Fleming pada tahun
1987 terhadap model yang sudah ada, yakni VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic). Fleming dengan latar belakang sebagai seorang penilik sekolah di New Zealand dan kemudian berpindah menjadi peneliti di
Lincoln University, mengkaji secara longitudinal preferensi modalitas belajar
guru dan siswa berdasarkan persoalan konkret pembelajaran di sekolah-sekolah.
Gaya belajar VARK ini sangat populer pada tahun 1980an
dan berpengaruh dalam dunia pendidikan. Selanjutnya, Fleming membedakan preferensi modalitas Visual dengan Read/Writing (R) karena di antara keduanya memiliki kecenderungan
yang berbeda. Dari apa yang dia baca dan amati, tampak jelas bahwa beberapa
siswa memiliki preferensi yang berbeda untuk kata-kata tertulis (grafis) sementara yang lainnya lebih suka informasi
simbolis (gambar) seperti dalam peta, diagram, dan grafik. Kedua preferensi tidak selalu
ditemukan pada orang yang sama. Untuk selanjutnya, gaya belajar model Fleming memiliki 4 preferensi
modalitas, yakni Visual, Aural atau Auditory, Read/Write , dan Kinesthetic dan disingkat menjadi VARK
(Widharyanto, 2017).
Menurut Marcy dalam Widharyanto (2017), model gaya belejar
VARK ini dikembangkan dalam upaya untuk meningkatkan pengembangan fakultas dan
membantu siswa menjadi pelajar yang lebih baik. Lebih lanjut, VARK, menurut
Fleming dalam Widharyanto (2017), mengacu pada kategori preferensi komunikasi Ini berkaitan dengan cara seseorang mengambil dan memberikan informasi. Selama bertahun-tahun Fleming mengkaji preferensi modalitas sensorik seseorang dengan menggunakan kuesioner VARK dan hasilya adalah sebagai berikut. Pertama, seorang siswa mungkin memiliki preferensi untuk satu modalitas (unimodal) atau lebih dari satu modalitas (multimodal), yakni dua preferensi gaya belajar (bimodal), tiga preferensi gaya belajar (trimodal), dan preferensi empat gaya belajar (quadrimodal). Kedua, modalitas belajar yang disukai tersebut mempengaruhi perilaku individu, termasuk belajarnya. Ketiga, preferensi gaya belajar tidak tetap, namun stabil dalam jangka menengah. Keempat, baik guru dan siswa, dipercaya keduanya dapat mengidentikasi dan memberilcan contoh-contoh penggunaan modalitas preferensi dalam belajar. Kelima, informasi yang diakses menggunakan strategi yang selaras dengan preferensi modalitas siswa lebih mungkin dipahami dan dapat memotivasi. Keenam, pencocokan strategi pembelajaran dengan preferensi modalitas juga cenderung mengarah ketekunan tugas-tugas belajar, pendekatan lebih mendalam untuk belajar, dan metakognisi aktif dan efektif. Ketujuh, pengetahuan tentang, dan bertindak atas, preferensi modal seseorang adalah kondisi penting untuk meningkatkan belajar seseorang. Berikut ini adalah paparan gaya belajar VARK.
Gaya Belajar Visual
Siswa dengan gaya belajar visual mengandalkan indera mata
atau penglihatan dalam proses menangkap informasi sebelum akhirnya memahami
informasi tersebut. Siswa dengan gaya ini lebih mudah mengingat apa yang mereka
lihat daripada apa yang mereka dengar, baca, dan lakukan. Preferensi yang mengandalkan indera mata ini lebih
mudah, lebih menarik,
manakala menangkap dan
mernahami informasi yang berasal peta, gambar, desain, diagram laba-laba, grafik
flow chart, diagram berlabel, semua
anak panah simbolik, lingkaran, hirarki, foto, power
point, film, demonstrasi guru, dan sebagainya yang digunakan orang untuk
menyajikan informasi sebagai pengganti wujud kata-kata.
Untuk
menguji seorang siswa memiliki kecendenmgan gaya belajar visual, berikut ini
beberapa pertanyaan yang biasa diujikan. Pertama, untuk memperoleh dan
mengingat suatu informasi, apakah anda harus
melihat gambar, skema, ilustrasi, grafik, dan sejenisnya? Kedua, apakah bahasa tubuh dari
pembicara sangat membantu anda dalam menangkap informasi? Ketiga, apakah seni,
keindahan, dan estetika penting bagi Anda?
Keempat, apakah visualisasi informasi dalam pikiran membantu anda mengingat
informasi secara lebih baik? Jika jawaban siswa atas keempat pertanyaan ini
adalah ya, maka siswa
tersebut memiliki peferensi gaya belajar visual (Widharyanto. 2017).
Gaya Belajar Aural
Siswa dengan gaya belajar Aural mengandalkan indera telinga
atau pendengaran dalam menangkap informasi dan memahami informasi tersebut.
Siswa sangat memperhatikan intonasi, lafal, dan kecepatan bicara dari guru pada
saat menjelaskan, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Keberhasilan dalam
menangkap informasi dan memahami informasi sangat bergantung pada pengemasan
informasi tersebut. Jika informasi disajikan dalam bentuk rekaman, presentasi,
cerita, atau dibacakan dengan keras, maka siswa dengan preferensi gaya aural akan
lebih senang, lebih nyaman, dan lebih mudah.
Untuk
menguji seorang siswa memiliki kecenderungan gaya belajar
aural, berikut ini beberapa pertanyaan yang biasa diujikan. Pertama, untuk
memperoleh dan mengingat suatu informasi, apakah anda harus mendengarkan penjelasan, rekaman, presentasi, atau diskusi? Kedua, apakah kejelasan intonasi, lafal, dan kecepatan bicara dari pembicara sangat membantu anda dalam
menangkap informasi? Ketiga, apakah situasi yang tenang, tidak ramai, tidak gaduh sangat penting bagi
anda ketika mendengarkan penjelasan, presentasi, lagu, atau rekaman? Keempat, apakah
mengulang-ulang (menghafal) informasi dalam hati atau pikiran membantu anda mengingat informasi? Jika jawaban siswa atas keempat pertanyaan ini adalah ya, maka
siswa tersebut memiliki
peferensi gaya belajar aural (Widharyanto.
2017).
Gaya Belajar Baca/Tulis
Siswa
dengan gaya belajar bacat/tulis lebih suka
memperoleh informasi dalam
bentuk teks grafis dan
bukan gambar, yang
memuat kata-kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Siswa dengan gaya ini lebih
nyaman dalam aktivitas belajar dengan input
dan output dalam bentuk teks.
Dengan demikian, kegiatan membaca buku (teks, pelajaran, koran (artikel, opini, berita, iklan, tajuk rencana, biografi),
majalah (petunjuk mengoperasikan sesuatu, resep masakan, informasi hiburan),
novel, esai, brosur, leaflet, surat, poster, serta menerjemahkan dengan kamus,
menulis kerabali, meringkas, mencatat, menulis pokok-pokok informasi, menulis
kata-kata kunci, dan membuat parafrase, merupakan kunci keberhasilan dalam
memperoleh dan memahami informasi.
Untuk menguji seorang siswa memiliki kecendenmgan gaya
belajar baca/tulis, berikut ini beberapa pertanyaan yang biasa diujikan.
Pertama, untuk memperoleh dan mengingat suatu informasi, apakah anda hams membaca
suatu teks? Kedua. apakah kejelasan tulisan, termasuk tanda baca, pilihan kata
(diksi), kelogisan kalimat, keefektifan kalimat, dan paragraf yang variatif,
sangat membantu anda dalam menangkap informasi? Ketiga, apakah menuliskan
kembali informasi dalam diagram ke dalam beberapa kalimat membantu anda dalam mengingat
informasi tersebut? Keempat, apakah membuat catatan kecil. menandai kalimat-kalimat
tertentu dalam buku, membantu anda mengingat informasi? Jika jawaban siswa atas
keempat pertanyaan ini adalah ya, maka siswa tersebut memiliki peferensi gaya
belajar bacaitulis (Widharyanto. 2017).
Gaya Belajar Kinestetik
Siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih suka memperoleh
informasi melalui aktivitas praktik yang melibatikan fisik dan mengalami
langsung dalam situasi kelas atau di luar kelas. Pengalaman merupakan hal yang penting bagi siswa kinestetik. Aktivitas seperti melakukan percobaan, membuat
sesuatu, mendemonstrasikan suatu geralcan, bermain drama atau role playing,
merupakan aktivitas yang merelca minati.
Untuk menguji seorang siswa memiliki kecendenmgan gaya
belajar kinestetik, berikut ini beberapa pertanyaan yang biasa diujikan. Pertama, untuk memperoleh dan
mengingat suatu informasi, apakah anda harus melalculcan aktivitas fisik, seperti mempraktikkan,
mendemonstrasikan. atau
memeragakan? Kedua, apakah pengalaman langsung dengan objek dan bahan sangat
membantu anda dalam menangkap informasi? Ketiga,
apakah sulit bagi ands untuk duduk diam untuk beberapa saat dan fokus memahami
suatu informasi? Keempat, apakah aktivitas praktik lebih menarik daripada
aktivitas berpikir dan mengingat? Jika jawaban siswa atas keempat pertanyaan
ini adalah ya, maka siswa tersebut memiliki peferensi gaya belajar kinestetik
(Widharyanto, 2017).
Daftar Pustaka
- Ghufron dan Risnawita. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Widharyanto, B. 2017. Gaya Belajar Model Vark Dan Implementasinya Di Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia. International Communication Through Language, Literatur, and Arts. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. http://u.lipi.go.id/1493924774.
- Widharyanto, B. 2020. "Gaya Belajar Dan Srategi Belajar Mahasiswa Etnis Papua", dalam Mendidik Generasi Milenial Cerdas Berkarakter. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Posting Komentar untuk "Pengertian gaya Belajar dan Gaya Belajar VARK"