Pertumbuhan Ekonomi (Pengertian, Teori, dan Konsep)
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno, 2007, Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
dari perkembangan ekonomi dan tercapainya kemakmuran suatu perekonomian dalam
jangka panjang. Ada tiga aspek yang termasuk dalam pengertian pertumbuhan
ekonomi ini, yaitu proses pertumbuhan yang akan dicapai, peningkatan pendapatan
perkapita, pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Produk Domestik Bruto (PDB) dicerminkan dari kinerja
ekonomi, dimana semakin tinggi PDB suatu negara maka akan semakin bagus kinerja
ekonomi dinegara tersebut. PDB diperoleh dari pendapatan total atau pengeluaran
total atas output barang dan jasa
dalam waktu tertentu. Menurut teori Keynes, faktor-faktor yang mempengaruhi PDB
adalah konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan expor netto
(NX). Faktor-faktor ini juga mempengaruhi faktor lainnya seperti tingkat harga,
tingkat inflasi, money supply, suku
bunga, nilai tukar dan tingkat pendapatan.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Ekonomi Klasik
Adam Smith adalah penemu pertama yang membahas mengenai pertumbuhan
ekonomi secara sistematis, yaitu dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations.
Smith mengatakan bahwa masyarakat bebas melakukan kegiatan ekonomi yang dapat
mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya (Sukirno, 2007).
Menurut Smith, sistem ekonomi pasar bebas, perluasan pasar,
dan spesialisasi serta kemajuan teknologi akan menghasilkan tingkat efisiensi
yang mampu membawa ekonomi menjadi full
employment, dan pertumbuhan ekonomi akan mengarah pada posisi stasioner (stationary state). Dikatakan stasioner
jika seluruh sumber daya alam sudah dimanfaatkan. Fungsi pertumbuhan ekonomi
yang digambarkan oleh teori klasik:
Q = Y = f (K, L, R, T)
Dimana: Q = Output, Y = Pendapatan, K = Kapital, L = Labor, R = Tanah, dan T = Teknologi
Teori Harrod-Domar
Teori ini dikemukakan oleh Harrod (1948) di Inggris dan
Domar (1957) di Amerika Serikat yaitu mengenai pertumbuhan ekonomi dimana
proses
perhitungan yang berbeda namun hasilnya sama, sehingga teori
ini dikenal dengan teori Harrod-Domar. Teori ini merupakan pelengkap dari teori
Keynes, dimana pandangan Keynes dilihat dari pertumbuhan ekonomi dalam jangka
pendek sedangkan Harrod-Domar melihat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
(Sukirno, 2007).
Asumsi-asumsi Teori Harrod-Domar, yaitu :
- Perekonomian bersifat tertutup
- Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan
- Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant return to scale), serta
- Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut Harrod-Domar membuat
analisis dan membuat kesimpulan yaitu jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi
jangka panjang yang baik (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar)
maka syarat-syarat keseimbangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
g = K = n
Dimana :
g : Growth (tingkat pertumbuhan output), K : Capital
(tingkat pertumbuhan modal), n : Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Tabungan (S) dan investasi (I) dikatakan seimbang apabila ada kaitan yang saling menyeimbangkan, sedangkan peran k untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (capital output ratio = rasio modal-output). Apabila tabungan dan investasi adalah sama (I = S), maka :
Agar pertumbuhan tersebut dikatakan baik, harus terpenuhi g
= n = s/v. Karena s, v, dan n bersifat independen maka dalam perekonomian tertutup,
sulit dicapai kondisi pertumbuhan baik. Dasar teori Harrod-Domar yaitu dilihat
dari mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah. Akan tetapi, hasil
akhirnya pemerintah harus merencanakan investasi agar terjadi keseimbangan
dalam sisi penawaran barang dan sisi permintaan barang.
Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori pertumbuhan neoklasik pertama sekali dikembangkan oleh
Robert M. Solow dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia. Model SolowSwan menggunakan
unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya
output yang saling berinteraksi. Berbeda dengan model Harrod-Domar, Sollow-Swan
memasukkan unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow-Swan
menggunakan model fungsi produksi yang mengakibatkan adanya substitusi antara
kapital (K) dan tenaga kerja (L). Dengan demikian, syarat-syarat pertumbuhan
ekonomi yang baik dalam model SolowSwan kurang restriktif disebabkan adanya
subsitusi antara modal dan tenaga kerja. Hal ini berarti adanya fleksibilitas
dalam rasio modal-output dan rasio modaltenaga kerja.
Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme
pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu
banyak mencampuri/mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Hal ini membuat teori mereka dan
pandangan para ahli lainnya yang sejalan dengan pemikiran mereka dinamakan
teori Neoklasik.
Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber, yaitu
akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan peningkatan
teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik
sehingga produktivitas perkapita meningkat. Dalam model tersebut, masalah
teknologi dianggap fungsi dari waktu. Oleh sebab itu, fungsi produksinya
berbentuk :
Yi = fi (K,L,t)
Dalam kerangka ekonomi wilayah, Richardson kemudian
menderivasikan rumus di atas menjadi sebagai berikut (Tarigan, 2017):
Yi = ai ki + (1-ai)
ni + T
Di mana : Yi = besarnya output ki = tingkat pertumbuhan output ni = tingkat pertumbuhan tenaga kerja Ti = kemajuan teknologi a = bagian yang dihasilkan oleh faktor modal (1-a) = bagian yang dihasilkan oleh faktor di luar modal
Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh
perlu mekanisme yang menyamakan investasi dengan tabungan (dalam kondisi full
employment).
Dengan demikian, pertumbuhan mantap membutuhkan syarat bahwa
:

MPKi = Marginal
productivity of capital
Jika p sudah tertentu dan a konstan maka Y dan K harus
tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan system
adalah

Suatu daerah akan mengimpor modal jika tingkat pertumbuhan
modalnya lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar
sempurna marginal productivity of labour (MPL) adalah fungsi langsung tapi
bersifat terbalik dari marginal productivity of capital (MPK). Hal ini bisa
dilihat dari nilai rasio modal tenaga kerja (K/L).
Apabila tiap daerah dimisalkan menghasilkan output yang
homogen dan fungsi produksi yang identik maka di daerah yang K/L-nya tinggi
terdapat upah riil yang tinggi dan MPK yang rendah. Adapun di daerah yang
K/L-nya rendah terdapat upah riil yang rendah tetapi MPK yang tinggi. Sebagai
akibatnya modal akan mengalir dari daerah yang upahnya tinggi ke daerah yang
upahnya rendah karena akan memberikan balas jasa (untuk modal) yang lebih
tinggi. Sebaliknya, tenaga kerja akan mengalir dari daerah upah rendah ke
daerah upah tinggi. Mekanisme di atas pada akhirnya menciptakan balas jasa
faktor-faktor produksi disemua daerah sama. Dengan demikian, perekonomian
regional/pendapatan per kapita regional akan mengalami proses konvergensi
(makin sama).
Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi terbentuk dari berbagai sektor ekonomi
yang secara tidak langsung menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
terjadi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan dampak dari kebijakan pemerintah yang
dilaksanakan khususnya di bidang ekonomi. Bagi daerah, indikator ini dapat
digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dalam jangka panjang.
Pertumbuhan merupakan tolak ukur dari keberhasilan
pembangunan dan hasil pertumbuhan ekonomi bisa dinikmati oleh berbagai kalangan
masyarakat, baik dengan sendirinya maupun melalui campur tangan pemerintah.
Pertumbuhan harus berjalan secara bersamaan dan terencana agar tercapai
pemerataan kesempatan dan pembangunan hasil-hasil pembangunan yang lebih
merata. Dengan demikian, daerah yang miskin dan tidak produktif akan menjadi
produktif, sehingga akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategi ini
dikenal dengan istilah “Redistribution
With Growth”.
Pertumbuhan ekonomi yang fluktuasi secara riil dari tahun ke
tahun dapat dilihat melalui penyajian PDB atas harga konsumen secara berkala,
yaitu apabila pertumbuhannya positif maka terlihat adanya peningkatan
perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan.
Pertumbuhan juga biasanya disertai dengan proses sumber daya dan dana negara,
serta disertai dengan terjadinya pergeseran pekerjaan dari kegiatan yang
relatif rendah produktifitasnya menjadi kegiatan yang lebih tinggi. Sehingga
pertumbuhan ekonomi secara potensial cenderung meningkatkan produktifitas
pekerja, dan meningkatkan skala unit usaha.
Pertumbuhan ekonomi juga merupakan perubahan nilai kegiatan
ekonomi dari tahun ke tahun untuk satu periode ke periode yang lain dengan
mengambil rata-ratanya dalam waktu yang sama, sehingga untuk mengatakan tingkat
pertumbuhan ekonomi maka harus dibandingkan dengan tingkat pendapatan nasional
dari tahun ke tahun atau dapat diformulasikan sebagai berikut :


Dimana : gt = pertumbuhan ekonomi, GNP = Real Gross National Product, Δ = perubahan
Sumber Pustaka
- Sukirno, S. (2014). Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
- Tarigan, R. (2017). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Posting Komentar untuk "Pertumbuhan Ekonomi (Pengertian, Teori, dan Konsep)"